Selasa, 29 Januari 2013

Belajar dari Alam dan Pengalaman

Modal uang  dan pengetahuan saja belum cukup untuk menjadi penangkar cucak rowo , Ketelatenan mutlak diperlukan. Pengalaman adalah guru terbaik. Prinsip ini harus dipegang oleh penangkar cucak rowo  tingkat pemula. Banyak kisah perjalanan dari penangkar yang sudah dibilang sukses mengawalinya dengan pengetahuan sangat terbatas, kini berhasil mengembang-biakan cucak rowo .di kandang dengan  indukan produktif. Lambat laun proses belajar yang di jalani dengan mengucurkan dana dan waktu, kini menjadi pengetahuan yang sangat mahal. Dari pengalaman kami sebagai pengemar Cucakrowo sejak tahun 1982  dimulai  dilakukan dengan otodidak mencoba-coba  sendiri  ( trial & eror) ada beberapa yang harus diketahui sebelum melakukan penangkaran khususnya cucak rowo. Pertama cara memilih calon indukan unggul jantan dan betina. Kedua, mempersiapkan secara matang kandang yang akan dibangun memenuhi syarat. Selanjutnya teknik penangkaran dengan segala persoalan dan solusinya yang didapat dari pengalaman sendiri, dan belajar dari alam ,yang mana masih banyak  pendapat , burung ini tidak akan bisa untuk ditangkarkan atau dibiakan dalam kandang namun pendapat  dan cemoohan ini merupakan tantangan dan akhirnya sukses dan merupakan anugerah  dari yang Kuasa .

Keberhasilan suatu penangkaran sangat dipengaruhi dari bibit calon indukan yang akan dikembangkan-biakan. Didapatkan burung berkualitas .  Bibit dari unggulan akan menghasilkan anak-anak yang bagus pula.  bila ditangangi secara benar. Masalahnya, tidak semua orang yang akan menerjuni penangkaran cucak rowo tahu bagaimana cara memilih indukan dari bibit yang bagus.
Secara umum dapat diklasifikasikan bahwa calon indukan yang bagus itu dengan beberapa kriteria. Sehat tidak cacat, bentuk anggota tubuhnya sempurna, jinak tidak gampang stres, tidak ganas, mutu suara bagus atau kristal, irama lagu yang dilantunkan enak didengar.dan pintar mengasuh anakan.
Namun menentukan calon indukan yang jantan dan betina tidaklah gampang. Cukup banyak penggemar, pedagang dan penangkar mengakui terkadang masih mengalami kekeliruan padahal telah bertahun-tahun mereka menekuni bidangnya. “Jangan khawatir asal ulet dan berkemauan keras lambat laun akan bisa membedakan .Setelah berhasil memilih calon induk unggul, tahap selanjutnya menjodohkan. Ada beberapa cara, yakni cara alami dalam kandang besar. Cara semi alami dalam kandang penangkaran dan perjodohan buatan dalam sangkar.

Menjodohkan dengan cara alami dalam kandang besar, sebenarnya relatif lebih mudah. Namun banyak resikonya, seperti terjadinya jodoh terlalu lama, saling kejar dan bahkan yang kalah bisa sampai mati. Sedangkan cara semi alami dalam kandang bisa dilakukan bila induk jantan dan betina dalam keadaan sudah  birahi. Ditandaai dengan berkicau bersahutan ,Kedua burung ini mudah dijodohkan. Caranya disiapkan kandang penangkaran, sepasang induk masukkan dalam kandang, salah satunya dimasukkan dalam sangkar dan satu lagi dilepas bebas di kandang utama penangkaran. Dalam beberapa hari akan kelihatan saling kenal dan mendekat serta tanda jodoh. Selanjutnya sore hari pada waktu akan tidur, burung yang berada dalam sangkar dilepas pada kandang utama.
Induk jantan dan betina juga gampang dijodohkan dalam sangkar. Caranya, pejantan dan betina berada di sangkar masing-masing saling didekatkan. Beberapa saat akan saling mengenal dan tidak ingin saling mengejar, tapi selalu ingin saling berdekatan dan bermesraan dengan kicauan saling mengisi  pertanda keduanya sudah jodoh. Selanjutnya setalah kelihatan akur, disatukan dalam satu sangkar. Bila sepasang cucak rowo berjodah, memiliki tanda-tanda kecocokan dalam prilaku. Seperti saling memanggil. Yang betina akan bersuara kuik…kuik…sedangkan yang jantan bersuara kuik…kuik. Kemudian dilanjutkan saling bersahutan sehingga suara menjadi enak didengar. Bila bertemu keduanya akan saling mengibaskan sayapnya dan menjulurkan lidahnya serta badannya agak merunduk. Selanjutnya akan terjadi perkawinan.
Ciri-ciri burang yang sedang birahi kondisi fisknya kelihatan prima, keadaan bulu mulus dan sering memanggil pasangannya. Kadang dilanjutkan dengan berkicau pelan-pelan dengan suara lagu aslinya. Yang ropel akan kelihatan ropel yang semi ropel  akan kedengaran semi ropel  demikian  pula yang engkel kedengaran nada tunggalnya..

Untuk mempercepat proses birahi dan merangsang perkawinan dengan penangkaran perlu meningkatkan mutu gizi pada makanan yang diberikan. Makanan yang mempercepat birahi adalah yang banyak mengandung protein lemak, karbohidrat dan vitamin. Sedangkan makanan bermutu yang perlu disediakan adalah makanan hewani dan nabati serta pakan voer buatan pabrik atau buatan sendiri..
Makanan hewani seperti kroto dan jangkrik banyak mengandung protein yang dibutuhkan induk saat menjelang kawin dan saat menyuapi anaknya. Sedangkan makanan nabati yang banyak mengandung vitamin terdapat pada pisang dan pepaya serta kecambah.
Sedangkan makanan buatan pabrik maupun buatan sendiri mengandung banyak karbohidrat yang berfungsi sebagai sumber energi terdapat pada voer, kacang kedelai, dan kacang ijo, jagung maupun bungkil sebelumnya ditumbuk halus dan digoreng  tanpa minyak.
Setelah sepasang cucak rowo sudah menampakkan tanda untuk melakukan perkawinan, biasanya berselang waktu kurang lebih 12 hari induk mulai bertelur. Setelah bertelur dua butir selanjutnya dierami. Dalam keadaan masa mengerami inilah perlu diperhatikan beberapa hal.
Buatlah suasana di sekitar lingkungan kandang tenang, agar induk tidak terganggu. Memberi makan dan minum secara rutin agar kondisi induk prima. Namun kapasitas hewani agak dikurangi.
Dengan gizi yang baik, seekor cucak rowo juga bisa bertelur tanpa melalui perkawinan atau pembuahan. Beda telur yang dibuahi dan tidak terletak pada warna kulit telur. Kulit yang coklat keputihan dengan bintik-bintik kehitaman agak kusam, tidak mengkilap adalah telur yang tidak dibuahi Sedangkan telur yang dibuahi akan lebih jelas warna kulit telur tampak mengkilat . Dalam tiga atau empat hari setelah dierami keadaan dalam telur kelihatan jelas seperti sarang laba-laba bila disorot dengan lampu baterai. Ini menunjukkan di dalam telur tersebut terdapat calon anakan.
Sedangkan pengeraman cara alami adalah dierami induknya sendiri. Sehingga keuntungan yang didapat, umumnya kondisi fisik maupun tingkat kecerdasan anakannya lebih baik. Karena saat sang induk meloloh pada anakannya ada kandungan air tembolok yang sangat baik untuk perkembangan tubuh piyik.